Di Balik Viralnya Aplikasi FaceApp
Indotribun.id – Di Balik Viralnya Aplikasi FaceApp. Pengguna media sosial kembali digiurkan dengan aplikasi FaceApp. Aplikasi ini belakangan viral dan banyak digunakan oleh pengguna smartphone. Apalagi yang gemar bermain instagram, di sana sudah difasilitasi tagar #AgeCallenge. Coba buka eksplore dan tab tagar tersebut, maka akan menemukan ribuan foto orang berwajah tua.
Gambar dengan wajah tersebut adalah hasil FaceApp yang sukses membuat viral pengguna media sosial di seluruh dunia. FaceApp terdiri dari beberapa efek, seperti mencerahkan kulit, memberi jenggot, merubah pria menjadi wanita dan juga efek lainnya. Namun, dari beberapa efek yang dapat digunakan hanya efek mengubah wajah menjadi tua yang banyak peminatnya. FaceApp menampilkan format foto kanan kiri, di mana di bagian kiri merupakan foto asli si pengguna dan di bagian kanan adalah hasil dari tampilan foto si pengguna yang sudah melalui proses edit.
Cara kerja FaceApp menggunakan sistem kerja Neural Network. Teknologi buatan Rusia ini memiliki kemampuan kecerdasan buatan menyerupai kerja otak, sehingga mampu menganalisa dan merubah wajah seperti sangat asli. Ini yang maksud dengan photorealism.
“Neural network mampu memodifikasi wajah pada semua foto dengan tetap menjaga kualitas photorealistic atau keasliannya. Contohnya, dia bisa menambahkan senyum, mengubah jenis kelamin dan usia, atau mengubah terlihat lebih rupawan,” tutur Goncharov dikutip dari Tech Crunch, Senin (22/07).
Proses editing aplikasi ini berbeda dengan aplikasi edit foto yang lain. FaceApp tidak menggunakan sistem offline seperti beauty plus, adobe photoshop dan yang lain.
Algoritma Neural Network dikhawatirkan memiliki kemampuan untuk melacak dan mendeteksi wajah dengan tingkat akurasi tinggi. Saat ini, banyak sistem keamanan yang memanfaatkan teknologi Face Cloud sebagai metode untuk membuka kunci akses. Contohnya adalah penggunaan pemindai wajah pada smartphone, yang kini menjadi pilihan umum bagi pengguna untuk mengamankan perangkat mereka. Kekhawatiran muncul dari beberapa pihak karena aplikasi semacam ini dapat membuka akses ke sistem ponsel, terutama jika perangkat tersebut terhubung dengan jaringan data.
“Hal serupa juga dikhawatirkan oleh pihak politisi AS. Bahkan salah satu senator AS meminta Federal Bereau Investigation (FBI) segera turun tangan untuk menyelidiki keamanan privasi pengguna FaceApp, karena FaceApp merupakan buatan wireless Lab star-up Rusia,” dikutip dari CNNBC Indonesia.
“Saya tidak dapat menggambarkan situasi di mana aplikasi tidak menjabarkan secara jelas mengenai penggelolaan foto yang diunggah ke server-nya,” kata Peneliti Keamanan dan Pengembangan Guardian Will Strafach, dikutip dari Wired, Selasa (22/07).
Penasihat Perlindungan Konsumen di Electronic Privacy Information Center, Christine Bannan, menilai, kebijakan privasi FaceApp perlu menjadi sorotan. “Ini perlu mendapat perhatian, karena aplikasi ini dimiliki pengembang Rusia. FaceApp adalah bagian dari masalah privasi,” katanya.
FaceApp adalah aplikasi gratis yang dapat diunduh melalui Play Store dan telah digunakan oleh lebih dari 100 juta pengguna. Meski viral, aplikasi ini tidak luput dari kontroversi. Pengguna diimbau untuk lebih berhati-hati saat memanfaatkan aplikasi ini, karena ada kemungkinan aplikasi tersebut menyimpan foto meskipun telah dihapus sebelumnya, dan bahkan menyebarkannya untuk tujuan komersial.
Untuk mengatasi kekhawatiran terkait situasi ini, CEO FaceApp, Yaroslav Goncharov, memberikan penjelasan bahwa pemerintah Rusia sama sekali tidak memiliki akses terhadap data pengguna yang dikumpulkan oleh aplikasi tersebut. Ia menegaskan bahwa perusahaan hanya memanfaatkan foto yang dimanipulasi pengguna melalui fitur-fitur di dalam aplikasi. Selain itu, Goncharov juga menyatakan bahwa FaceApp secara rutin menghapus sebagian besar foto yang telah diunggah dan diproses di server mereka, biasanya dalam kurun waktu maksimal 48 jam setelah pengunggahan. Penjelasan ini diharapkan mampu memberikan kejelasan bagi pengguna terkait kebijakan keamanan dan privasi perusahaan.
Perusahaannya juga sudah menyediakan fitur yang memungkinkan pengguna meminta fotonya dihapus, walaupun, ia mengakui, perusahaannya belum menyediakan metode yang memudahkan pengguna mengetahui fotonya sudah dihapus atau belum.
Tim dukungan kami saat ini sedang menghadapi lonjakan permintaan terkait penghapusan foto. Namun, masalah ini tetap menjadi prioritas utama bagi kami. Kami juga tengah mengembangkan tampilan antarmuka pengguna (User Interface/UI) yang lebih baik untuk mendukung kebutuhan tersebut, ungkap Yaroslav dalam pernyataan resminya.
Editor: Latif Fianto
Komentar