Dua Garis Biru Siap Puncaki Box Office Indonesia 2019

Indonesia1393 Dilihat

Dua Garis Biru Siap Puncaki Box Office Indonesia 2019

Indotribun.id – Film Dua Garis Biru siap-siap menduduki puncak teratas Box Office 2019 dengan penonton terbanyak. Dilansir dari Liputan6.com, Film yang dibintangi Angga Yunanda dan Zara JKT48 sudah mengumpulkan sekitar 2,24 juta penonton.

Sejauh ini film Dua Garis Biru masih menduduki peringkat runner-up. menggusur My Stupid Boss 2 (1,8 juta penonton) yang sebelumnya menjadi film Indonesia terlaris kedua. Sementara posisi puncak, masih dipegang Dilan 1991 dengan 5,25 juta penonton.

Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk beberapa minggu ke depan film yang disutradarai Ginatri S. Noer ini akan bertengger di posisi puncak film terlaris di Indonesia.

“Alhamdulillah, Dua Garis Biru menjadi materi diskusi yang menarik bagi orang-orang. Tidak hanya soal pendidikan seks tapi juga tentang keluarga, khususnya hubungan orang tua dan anak,” ucap Angga Yunanda.

Selain menghibur, Dua Garis Biru mencetak hit karena nilai plus yang terdapat dalam kontennya. Angga Yunanda menyebut ulasan positif penonton maupun para pemerhati film juga berperan penting dalam membuat Dua Garis Biru bertahan lama di bioskop.

Namun, di balik suksesnya film ini ternyata sempat ada penentangan dari pihak-pihak tertentu untuk tidak menayangkan film ini di kota-kota besar. Disebabkan film ini dianggap sebagai bentuk kampanye seks bebas.

 

Kontroversi Awal yang Memicu Penasaran Nasional

Jauh sebelum tanggal rilisnya pada 11 Juli 2019, trailer “Dua Garis Biru” sudah memicu polemik. Mengangkat isu kehamilan di luar nikah di kalangan remaja SMA, film ini langsung berhadapan dengan petisi online yang menuntut pembatalan penayangannya. Para penentang khawatir film ini akan mempromosikan pergaulan bebas dan memberikan contoh buruk bagi generasi muda.

Namun, seperti pepatah “tidak ada publisitas yang buruk”, kontroversi ini justru menjadi bumerang bagi para penentangnya. Perdebatan yang meluas di media sosial membuat rasa penasaran publik meroket. Masyarakat menjadi bertanya-tanya: benarkah film ini seberbahaya itu, atau justru ada pesan penting di baliknya?

 

Pembuktian Kualitas: Naskah Cerdas dan Akting Memukau

Saat film ini akhirnya tayang, semua keraguan dan tuduhan negatif seakan langsung luruh. Penonton yang keluar dari bioskop tidak menemukan film yang “mengajarkan” pergaulan bebas, melainkan sebuah drama yang menyentuh, realistis, dan penuh tanggung jawab.

Kekuatan utama film ini terletak pada beberapa elemen krusial:

  • Penyutradaraan dan Naskah Gina S. Noer: Gina S. Noer berhasil mengemas isu yang sangat sensitif ini dengan penuh empati. Film ini tidak menghakimi, melainkan mengeksplorasi konsekuensi, pergulatan batin, dan dinamika keluarga yang rumit dengan cara yang sangat manusiawi.

  • Akting Brilian Angga Yunanda dan Adhisty Zara: Chemistry antara Angga Yunanda (sebagai Bima) dan Adhisty Zara (sebagai Dara) menjadi nyawa dari film ini. Keduanya berhasil menampilkan potret remaja yang rapuh, bingung, namun harus belajar menjadi dewasa dalam semalam.

  • Dukungan Pemeran Senior: Penampilan para aktor senior seperti Cut Mini, Arswendy Bening Swara, Dwi Sasono, dan Lulu Tobing sebagai orang tua dari kedua belah pihak memberikan lapisan emosi yang sangat kuat dan membuat cerita ini terasa begitu nyata.

 

Dari Mulut ke Mulut: Senjata Utama Menuju Puncak Box Office

Kekuatan sejati “Dua Garis Biru” datang dari ulasan positif para penonton gelombang pertama. Media sosial yang tadinya menjadi arena perdebatan, kini berubah menjadi platform promosi organik yang paling efektif.

Para penonton membagikan pengalaman mereka, memuji keberanian film ini, dan menegaskan bahwa pesan utamanya adalah tentang tanggung jawab, konsekuensi, dan pentingnya pendidikan seksualitas. Gelombang word-of-mouth positif ini berhasil meruntuhkan prasangka dan menarik jutaan orang lainnya untuk datang ke bioskop.

 

Pencapaian Angka yang Fantastis

Pada akhirnya, angka berbicara. “Dua Garis Biru” berhasil membuktikan potensinya dengan meraih lebih dari 2,5 juta penonton selama masa penayangannya. Angka ini menempatkannya di posisi kedua dalam daftar film Indonesia terlaris tahun 2019, sebuah pencapaian fenomenal untuk sebuah film drama remaja non-sekuel.

Keberhasilan ini membuktikan bahwa penonton Indonesia haus akan cerita yang relevan, berkualitas, dan berani, tidak hanya film-film dengan formula yang sudah teruji.

 

Kemenangan Film Berkualitas Atas Prasangka

Kilas balik perjalanan “Dua Garis Biru” adalah sebuah kisah tentang kemenangan kualitas atas prasangka. Film ini menunjukkan bahwa sebuah karya yang dibuat dengan niat baik, riset mendalam, dan eksekusi yang brilian mampu mengatasi kontroversi dan diterima oleh masyarakat luas. Ia siap memuncaki box office sejak awal, bukan karena sensasinya, tetapi karena kekuatan cerita dan kejujuran yang ditawarkannya.

 

Editor: Latif Fianto

Komentar