Telkomsel Alami Penurunan Jumlah Pelanggan
Malang, Indotribun.id – Telkomsel Alami Penurunan Jumlah Pelanggan. Pelanggan Telkomsel anjlok dari 177,9 juta pelanggan pada semester I tahun lalu menjadi 167,8 juta pelanggan pada semester I tahun 2019 atau menyusut 5,7% dari jumlah tahun sebelumnya.
Tidak hanya itu, jumlah pelanggan layanan data di jaringan Telkomsel juga amblas 17,4% atau menjadi 111,2 juta pelanggan. Padahal total pelanggan pada semester I tahun 2018 sebesar 134,7 juta pelanggan.
Anjloknya jumlah pelanggan Telkomsel tersebut diungkapkan Manajemen PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) atau Telkom sebagaimana dilaporkan oleh CNBC Indonesia, Kamis (15/8/2019).
Dikutip dari media tersebut, Vice Presiden Corporate Communications Telkomsel, Deni Abidin, mengatakan, penurunan jumlah pelanggan Telkomsel disebabkan oleh program pembatasan registrasi kartu prabayar yang sedang berjalan. Seperti diketahui, aturan pembatasan tersebut hanya memperbolehkan pengguna memiliki tiga operator untuk satu Nomor Induk Kependudukan (NIK).
“Pelanggan Telkomsel terkoreksi dengan program registrasi prabayar yang berjalan, namun hal ini berdampak sangat baik ke depannya karena kami bisa jauh me-manage pelanggan lebih baik lagi dan berdampak positif bagi industri secara umumnya,” kata Deni Abidin kepada CNBC Indonesia, Rabu (14/8).
Meskipun mengalami penurunan pengguna, namun seperti yang dipubliksikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa pekan ini, Telkomsel mengalami peningkatan pendapatan 5,5% pada semester I tahun 2019 menjadi Rp 45,1 triliun daripada periode yang sama tahun 2018 yaitu Rp 42,7 triliun.
Fakta di Balik Angka Penurunan
Berdasarkan laporan keuangan terbaru Induk usahanya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, jumlah pelanggan Telkomsel tercatat mengalami penyusutan. Dalam periode terakhir yang dilaporkan, terjadi penurunan jutaan pelanggan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Angka ini secara alami menimbulkan kekhawatiran, mengingat jumlah pelanggan secara tradisional dianggap sebagai indikator utama kesehatan sebuah operator telekomunikasi.
Penurunan ini tidak terjadi di ruang hampa. Beberapa faktor eksternal dan internal menjadi penyebab utama di balik pergeseran ini. Pertama, persaingan industri yang semakin brutal. Operator lain seperti Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) dan XL Axiata gencar melakukan strategi akuisisi pelanggan dengan menawarkan paket data berkuota besar dengan harga yang sangat kompetitif. Perang harga, terutama di luar Pulau Jawa, berhasil menggerus sebagian basis pelanggan Telkomsel yang sensitif terhadap harga.
Kedua, perubahan perilaku konsumen pasca-pandemi. Konsolidasi kepemilikan nomor seluler menjadi salah satu penyebabnya. Jika sebelumnya satu orang bisa memiliki dua atau tiga nomor dari operator berbeda, kini banyak pengguna yang memilih untuk fokus pada satu nomor utama (primary SIM) yang memberikan kualitas jaringan terbaik untuk menunjang aktivitas digital mereka. Fenomena ini secara otomatis membersihkan data pelanggan ganda dan non-aktif dari sistem semua operator.
Pergeseran Paradigma: Dari Kuantitas ke Kualitas (ARPU)
Manajemen Telkomsel dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa mereka tidak terlalu khawatir dengan penurunan jumlah pelanggan. Fokus perusahaan kini telah bergeser secara fundamental dari subscriber base (basis pelanggan) ke Average Revenue Per User (ARPU) atau Pendapatan Rata-rata per Pengguna. Ini adalah metrik yang mengukur seberapa banyak pendapatan yang dihasilkan dari setiap pelanggan.
Strategi ini dikenal sebagai “value over volume”. Telkomsel secara sadar “melepaskan” pelanggan dengan pengeluaran rendah (low-value customers) yang hanya menggunakan layanan data minimalis atau sering berganti-ganti nomor untuk mencari promo. Sebaliknya, perusahaan kini berkonsentrasi untuk mempertahankan dan meningkatkan belanja dari pelanggan berkualitas tinggi (high-value customers).
Langkah ini terlihat dari produk yang ditawarkan. Telkomsel semakin gencar mempromosikan layanan konvergen melalui IndiHome dan Telkomsel One, paket data dengan nilai tambah seperti langganan platform streaming (HBO, Disney+, Netflix), serta layanan digital lainnya. Tujuannya jelas: menciptakan ekosistem yang membuat pelanggan loyal, betah, dan bersedia mengeluarkan lebih banyak uang setiap bulannya. Hasilnya, meskipun jumlah pelanggan turun, angka ARPU Telkomsel justru menunjukkan tren peningkatan yang sehat, yang pada akhirnya berdampak positif pada pendapatan dan profitabilitas perusahaan.
Dampak dan Prospek ke Depan
Penurunan jumlah pelanggan, jika dilihat dari kacamata strategi ARPU, bukanlah sebuah kegagalan, melainkan sebuah proses pemurnian basis pelanggan. Ini adalah langkah berani yang mungkin menyakitkan dalam jangka pendek, tetapi berpotensi menyehatkan perusahaan dalam jangka panjang. Dengan fokus pada pelanggan berkualitas, Telkomsel dapat mengalokasikan sumber dayanya secara lebih efisien untuk meningkatkan kualitas jaringan dan inovasi layanan, daripada terjebak dalam perang harga yang menggerus margin keuntungan.
Namun, tantangan tetap ada. Para pesaing tidak tinggal diam dan terus berinovasi untuk merebut pangsa pasar. Telkomsel harus memastikan bahwa peningkatan kualitas jaringan dan layanan digitalnya benar-benar dirasakan oleh pelanggan sehingga mereka merasa kenaikan ARPU sepadan dengan nilai yang diterima.
Transformasi di Tengah Persaingan
Penurunan jumlah pelanggan Telkomsel bukanlah cerita sederhana tentang kehilangan pasar. Ini adalah kisah tentang transformasi strategis sebuah perusahaan raksasa yang beradaptasi dengan lanskap industri yang berubah. Dengan memprioritaskan pendapatan per pengguna (ARPU) di atas jumlah pelanggan semata, Telkomsel sedang bertaruh pada loyalitas dan kualitas, bukan lagi kuantitas. Keberhasilan strategi ini akan menentukan apakah Telkomsel mampu mempertahankan takhtanya sebagai pemimpin pasar, tidak hanya dalam jumlah (yang mungkin tidak lagi relevan), tetapi dalam profitabilitas dan inovasi di era digital yang semakin kompetitif.
(LF)

As an experienced entrepreneur with a solid foundation in banking and finance, I am currently leading innovative strategies as President Director at my company. Passionate about driving growth and fostering teamwork, I’m dedicated to shaping the future of business.
Komentar