Anjloknya Harga Sawit Bikin Petani Menjerit

Berita, Indonesia762 Dilihat

Foto: Truk Angkut sawit yang mangkir (ist).

Indotribun.id, Jakarta – Sampai saat ini nasib para petani sawit belum menemukan titik terang. Harga Tandan Buah Segar (TBS) saat ini terus menyentuh titik terendah, mencapai Rp 400/Kg dari harga normal di kisaran Rp 4.000/Kg.

Padahal, pemerintah telah menetapkan tarif pungutan ekspor semua produk minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya menjadi nol. Tujuannya agar ekspor kembali bergeliat dan harga TBS petani kembali terangkat. Sayangnya, hingga kini hal itu belum terjadi.

Menanggapi hal itu,  Saleh Husin mantan Menteri Perindustrian periode 2014-2016 mengungkapkan bahwa pelaksanaan ekspor belum seperti yang diharapkan, belum bergeliat seperti normal.

“Ini yang di lapangan tidak seperti dibayangkan. Kebetulan saya pernah di dalam, tapi ini kan dibuatnya di atas kertas, di lapangan yang menderita petani, ini harus kita kaji bersama,” ungkapnya dikutip dari CNBC Indonesia (Kamis, 21/07/2022).

Salah satu kesulitan yang paling terasa dari pelaku usaha saat ini adalah soal logistik atau pengiriman. Hingga kini, sejumlah pengusaha yang telah bekerja sama pun seperti trauma dengan sejumlah kejadian ke belakang, misalnya pembatalan pengiriman ekspor CPO.

“Untuk mendatangkan kapal nggak mudah, bisa saja kapal merasa takut, jangan-jangan saya datang disana ga boleh lagi dimuat. Itu cost,” sebut Saleh Husin yang juga Managing Director Sinarmas itu.

Selaras dengan hal tersebut, Direktur Keuangan Sawit Sumbermas Sarana, Jap Hartono juga menyebutkan konsisten kebijakan menjadi kunci terhadap peningkatan ekspor agar tidak mengganggu pasar.

“Dengan kebijakan berubah-rubah kesulitannya kita punya trading partner di luar negeri. Partner China, India, Afrika mereka garuk-garuk kepala what’s going to happen next?” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, mendapatkan tugas dari Presiden Joko Widodo (Jokowi), agar harga TBS petani sawit di atas Rp2.000 per kg.

Karena itu, ujarnya, kabinet Jokowi sudah melakukan berbagai langkah. Mulai dari menghapus pungutan ekspor CPO dan turunannya sementara hingga akhir Agustus 2022. Lalu, akan mempercepat tenggat waktu penentuan harga acuan ekspor.

“Tapi saya cek sampai hari ini stok di tangki masih 7 juta ton. Rupanya itu biang keladi harga TBS nggak bisa naik ke atas karena pabrik belum mengosongkan tangkinya,” kata Zulkifli usai melakukan pantauan harga pangan di pasar Cibinong, Jumat (22/7/2022).

Lebih lanjut, dirinya menyampaikan pemerintah tengah mempersiapkan strategi baru untuk mendongkrak ekspor agar bisa menaikkan harga TBS petani.

(Dik/Adm)

Komentar