Gelombang Panas yang Terjadi di China Berdampak Pada Ekonomi?

Berita, Internasional777 Dilihat

Penampakan Tembok China. Foto: (Tangkapan Layar).

Ekonomi, China – Saat ini China sedang dihantam gelombang panas yang dapat berdampak pada persoalan ekonomi baik dalam internal maupun eksternalnya.

Menanggapi hal tersebut, Dan Wang ekonom Hang Seng Bank China mengungkapkan gelombang panas sebagai situasi yang cukup mengerikan.

Lebih lanjut, Wang memprediksi gelombang panas dapat berlangsung dua hingga tiga bulan ke depan. Saat ini China menghadapi gelombang panas paling ekstrem dan sedang berjuang melawan pemadaman listrik di daerah Sungai Yangtze.

Suhu yang terlampau panas telah mengganggu pertumbuhan tanaman dan mengancam hewan ternak di China.

Gelombang panas akan mempengaruhi industri-industri besar yang padat energi dan akan berdampak pada seluruh ekonomi dan bahkan ke rantai pasokan global,” kata Wang dikutip dari CNBC, Jumat (19/8/2022).

Selain itu, Wang menyebut ada perlambatan produksi baja, kimia, dan pupuk akibat gelombang panas. Padahal, komoditas tersebut sangat penting untuk kebutuhan konstruksi, pertanian, hingga manufaktur.

Menurut laporan media pemerintah, sebagian besar wilayah lembah Sungai Yangtze mengalami suhu yang sangat tinggi sejak Juli.

Tidak hanya itu, berdasarkan data dari Kementerian Sumber Daya Air, curah hujan di daerah tersebut turun 45% dibandingkan rata-rata selama beberapa tahun terakhir.

Gelombang panas dan pemadaman listrik terbaru mengingatkan pada pemadaman besar-besaran yang terjadi tahun lalu. Kondisi ini berdampak ke pusat manufaktur utama China seperti Guangdong, Zhejiang, dan Jiangsu.

Tahun lalu, seperti yang kami perkirakan, pasokan listrik yang terhambat mengganggu pertumbuhan PDB China sekitar 0,6%. Tahun ini kami pikir angka ini akan jauh lebih tinggi… Saya akan mengatakan 1,5% poin lebih rendah.” lanjutnya.

(Bam/Har)

Komentar