Faisol Muhammad, Calon Ketua Umum PMII Kota Malang (Foto: Dok/Pri).
Malang, indotribun.id – Sebagai organisasi kaderisasi terbesar di Indonesia, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sudah tidak bisa dipungkiri merupakan sebuah wadah yang membentuk karakter mahasiswa dengan berlandaskan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.
Hal ini sudah jelas, dimana PMII memiliki tujuan mulia dengan tetap menjunjung tinggi intelektualitas dan peka dalam menanggapi berbagai problematika sosial yang belakangn marak terjadi.
Salah satu wadah dan bahkan sejauh ini yang menjadi patron PMII dalam skala Nasional maupun International tidak bisa mengesampingkan keberadaan PMII Kota Malang yang sejak dahulu menjadi kiblat kaderisasi oleh kader PMII dari sabang sampai Merauke.
PMII Kota Malang tidak dapat dielakkan menjadi satu-satunya organisasi tingkat regional di PMII yang mampu mencetak kader yang aktif, progresif dan produktif baik secara kuantitas maupun kualitas kader.
Namun, apakah PMII Kota Malang merasa puas? Tentu saja tidak. PMII Kota Malang dari generasi ke generasi selalu mengalami dinamika yang dinamik-produktif. Sekali lagi, apakah itu selalu berjalan mulus? Banyak lubang-lubang yang perlu ditambal, dan banyak hal yang harus dibenahi.
Justru, banyaknya kader secara kuantitas di PMII dari tahun ke tahun mengakibatkan diaspora kader yang kurang diramu oleh PMII Kota Malang itu sendiri. Secara Fakultatif misalnya, banyak kader eksakta dari berbagai fakultas bahkan secara spesifik dari program studi (prodi) yang berbeda belum memiliki wadah pengembangan tersendiri di PMII.
Hal itulah yang diarasakan oleh Faisol Muhammad, kader terbaik PMII Komisariat COUNTRY Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang yang saat ini dengan niatan mulia mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PC PMII Kota Malang masa khidmat 2022-2023.
Faisol, sebagai mahasiswa eksakta di Fakultas Pertanian, Prodi Agribisnis di Unitri itu merasakan betul kurangnya peranan PMII Kota Malang dalam menaggapi diaspora kader yang terjadi. Meski begitu dirinya sadar bahwa berbicara kaderisasi tak pernah lapuk di hujan dan tak lekang dengan waktu.
Sebagai salah satu kader terbaik yang dimiliki PMII Kota Malang saat ini, Faisol Muhammad dalam kepengurusan PMII Kota Malang Periode 2021-2022 menjabat sebagai CO. Kaderisasi dan Sumber Daya Anggota telah melihat dengan jelas dan merasakan betul bagaimana PMII Kota Malang perlu merefleksikan kembali segala aspirasi dan kebutuhan kader di tataran bawah yaitu Rayon maupun Komisariat.
Hal ini memang tidak mudah, 20 Komisariat dengan 53 Rayon di bawahnya memang butuh extraordinary untuk menjawab segala tantangan yang ada. Oleh karena itu, dengan niatan paling mulia, Faisol Muhammad siap untuk menjawab problematika yang terjadi dengan visi besarnya ‘’Mewujudkan PMII Kota Malang yang aktif, dinamis, kolaboratif, dan progresif’’.
PMII Kota Malang sebagai organisasi tingkat daerah dirasa cukup matang untuk mengawal segala problematika kaderisasi yang ada di tubuh PMII maupun ikut serta mengawal segala kebijakan yang ada di Kota Malang itu sendiri.
Visi besar yang menjadi peta perjalanan Faisol Muhammad memiliki beberapa misi yang dianggap dapat menjawab segala persoalan yang ada kedepannya.
Pertama, pembentukan dan pengembangan tim instruktur. Selaku alumnus dari Instruktur PKC PMII Jawa Timur, Faisol sangat merasakan betul manfaat dan pengawalan instruktur dalam pelaksanaan kaderisasi. Sebab itulah dengan banyaknya kader di PMII Kota Malang perlu digembleng secara sistematis untuk pengembangan kapasitas diri yang lebih baik.
Kedua, optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan kelompok profesi. Hal inilah yang seringkali menjadi keresahan kader. Banyak kader dari berbagai profesi yang tidak terwadahi dengan baik.
Tidak hanya itu saja, solidaritas antar kader, fasilitas dalam menunjang kreatifitas kader selama ini belum terpenuhi secukupnya. Faisol sejauh ini meninjau langsung banyak kader PMII Kota Malang yang sangat potensial namun sering terabaikan akibat dari kurangnya fasilitas dan wadah yang tersedia.
(Frq/Frq)
Komentar