Ganjar Pranowo Sikapi Namanya Viral Masuk Kabinet Kerja Jokowi Jilid II
Malang, Indotribun.id – Ganjar Pranowo Sikapi Namanya Viral Masuk Kabinet Kerja Jokowi Jilid II. Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo, sempat viral di media sosial seperti Facebook dan grup-grup WhatsApp setelah beredarnya foto dan selebaran nama-nama yang masuk komposisi Kabinet Kerja Jokowi Jilid II. Ia masuk sebagai Menteri Dalam Negeri (Mendagri) 2019-2024 mendatang.
Dilansir dari Detik.com, Ganjar menganggap, urusan pemilihan menteri urusan Pak Presiden. Ia memilih untuk fokus membangun Jawa Tengah.
“Heleh, wong selebaran, wong Mendagri kuwi urusane (urusan) Pak Presiden. Wis, aku arep ngurusi Jawa Tengah (sudahlah, saya akan mengurus Jawa Tengah). Ki lho PR-e jik akeh banget (Ini lho PR-nya masih banyak sekali),” kata Ganjar di kantor Gubernur Jateng, Jalan Pahlawan, Semarang, Rabu (21/8/2019).
Alumni Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu menambahkan, tugas Jawa Tengah masih banyak. Biarkan ia di Jawa Tengah saja. Persoalan menteri-menteri biar bisa memilih orang-orang yang lebih berpengalaman.
“Aku ngurusi di sini saja. Biarkan yang menduduki menteri orang-orang yang lebih berpengalaman, orang-orang yang lebih hebat daripada saya,” ungkapnya.
Ditanya bagaimana sikapnya apabila memang ditugasi oleh partainya untuk mengisi jabatan menteri, Ganjar hanya tersenyum.
“Halah ditugasi opo (ditugasi apa), wong tugase kene ya rung rampung kok (tugas di sini saja belum selesai). Gitu,” ujarnya.
Sebelumnya, dunia maya dihebohkan oleh selebaran nama-nama menteri pengisi Kabinet Kerja Jokowi Jilid II. Nama-nama seperti Ganjar Pranowo, Mahfud MD masuk dalam selebaran tersebut.
Pada bulan Oktober 2019, sesaat setelah pelantikan Presiden Joko Widodo untuk periode kedua, panggung politik nasional diwarnai oleh hiruk pikuk spekulasi mengenai susunan kabinet. Di tengah bursa calon menteri yang memanas, satu nama dari jajaran kepala daerah mencuat begitu kuat dan menjadi viral: Ganjar Pranowo. Gubernur Jawa Tengah yang kala itu sedang menjalani periode keduanya, digadang-gadang menjadi salah satu kandidat terkuat untuk ditarik ke Jakarta.
Melihat kembali momen tersebut kini, bertahun-tahun setelahnya, bukan lagi sekadar kilas balik sebuah rumor politik. Momen viralnya nama Ganjar Pranowo pada 2019 adalah sebuah penanda penting, sebuah sinyal awal dari melesatnya sang gubernur dari panggung regional ke orbit politik nasional, yang pada akhirnya mengantarkannya ke panggung kontestasi tertinggi beberapa tahun kemudian. Cara Ganjar menyikapi rumor tersebut menjadi cerminan gaya komunikasi politiknya yang khas dan menjadi fondasi bagi citra yang ia bangun.
Bursa Menteri Memanas, Nama Ganjar Mencuat Kuat
Setelah kemenangan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019, perhatian publik langsung tertuju pada siapa saja figur yang akan mengisi pos-pos kementerian di kabinet yang kemudian diberi nama “Kabinet Indonesia Maju. Sebagai kader PDI Perjuangan, partai utama pengusung presiden, Ganjar Pranowo memiliki posisi strategis. Namanya semakin santer dibicarakan karena beberapa alasan kuat.
Pertama, rekam jejaknya sebagai Gubernur Jawa Tengah dinilai berhasil dan inovatif. Ia dianggap sebagai salah satu kepala daerah berprestasi yang sejalan dengan visi kerja Presiden Jokowi. Kedua, popularitas dan elektabilitasnya dalam berbagai survei nasional mulai menunjukkan tren menanjak, menjadikannya aset politik yang berharga. Kedekatannya dengan Presiden Jokowi juga menjadi faktor pendorong, di mana keduanya kerap menampilkan keakraban dalam berbagai kesempatan.
Berbagai media dan pengamat politik menempatkan namanya dalam daftar pendek untuk sejumlah pos kementerian strategis, mulai dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) hingga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB). Viralitas namanya di media sosial dan media massa menjadikannya salah satu figur yang paling dinantikan konfirmasinya saat hari pemanggilan calon menteri ke Istana.
Sikap Merendah dan Fokus pada Mandat Jawa Tengah
Di tengah derasnya spekulasi, Ganjar Pranowo menunjukkan sikap yang konsisten dan terukur. Alih-alih menunjukkan ambisi yang meluap-luap, ia memilih untuk merespons semua pertanyaan wartawan dengan gaya komunikasi yang khas: santai, merendah, dan seringkali diselingi humor dalam bahasa Jawa.
Jawaban-jawaban ikoniknya saat itu antara lain, “Menteri opo? (Menteri apa?),” atau “Ora lah, ngurusi Jateng wae durung beres. (Tidak lah, mengurusi Jawa Tengah saja belum selesai).”
Lebih dari sekadar humor, respons tersebut mengandung pesan politik yang berlapis. Dengan selalu menekankan fokusnya untuk menyelesaikan mandat sebagai Gubernur Jawa Tengah, ia menunjukkan citra sebagai pemimpin yang bertanggung jawab dan tidak gila jabatan. Ia menegaskan bahwa amanah yang diembannya di tingkat provinsi adalah prioritas utama yang tidak akan ia tinggalkan begitu saja.
Di saat yang sama, ia juga menunjukkan loyalitasnya pada struktur partai dan hierarki kekuasaan. Ganjar kerap menyatakan bahwa urusan kabinet adalah hak prerogatif presiden dan keputusan akhir ada di tangan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Dengan menempatkan diri sebagai “petugas partai”, ia memainkan peran sebagai kader yang patuh dan siap ditempatkan di mana saja, sebuah sikap yang penting dalam dinamika internal partainya.
Editor: LF
Komentar