Perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah pada periode 3 November 2023 hingga 11 November 2023 secara umum menunjukkan tren yang positif. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada level Rp15.850 per dolar AS pada 3 November 2023, dan terus menguat hingga mencapai level Rp15.750 per dolar AS pada 11 November 2023.
Baca Juga : Hutang Indonesia Dihapus oleh 4 Negara Maju
Kenaikan nilai tukar rupiah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Pelemahan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya, seperti euro dan yen.
- Meningkatnya cadangan devisa Indonesia yang mencapai US$141,0 miliar pada akhir Oktober 2023.
- Membaiknya kinerja ekspor Indonesia.
Selain nilai tukar, indikator stabilitas nilai rupiah lainnya juga menunjukkan tren yang positif. Yield surat berharga negara (SBN) 10 tahun turun ke level 7,05% pada 3 November 2023, dan terus turun hingga mencapai level 6,95% pada 11 November 2023.
Penurunan yield SBN ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
- Pelemahan ekspektasi inflasi di Indonesia.
- Meningkatnya suku bunga acuan The Fed yang mendorong investor untuk mencari instrumen investasi yang lebih aman.
Premi credit default swap (CDS) Indonesia 5 tahun juga turun ke level 86,10 basis poin (bps) pada 3 November 2023, dan terus turun hingga mencapai level 84,60 bps pada 11 November 2023.
Penurunan premi CDS ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Baca Juga : 10 Bank Teraman di Indonesia
- Membaiknya kinerja perekonomian Indonesia.
- Turunnya risiko geopolitik global.
Secara keseluruhan, perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah pada periode 3 November 2023 hingga 11 November 2023 menunjukkan tren yang positif. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai tukar rupiah berada dalam kondisi yang terkendali dan mendukung stabilitas makroekonomi Indonesia.
Penulis : Mujji
Editor : Anwar
Komentar