Indotribun.id-Bak menjadi tanah yang subur dibersamai sumber air yang terus menyuguhkan harapan hidup bagi apapun dan siapapun di tengah padang pasir yang tandus. Majelis Ta’lim Sabilu Taubah menjadi angin segar untuk orang yang mengikuti maupun hanya mendengar kabar burungnya saja. Majelis ini mampu membawa kita kepada sudut pandang atas hidup dan kehidupan yang mana setiap kita mempunyai manfaat kepada sesama. Tentunya adagium ini tidak berlebihan untuk kita sematkan kepada Majelis Ta’lim Sabilu Taubah. Hal itu bisa dibuktikan dengan banyaknya jamaah khususnya anak muda berbondong-bondong dari seluruh pelosok negeri untuk mengobati kehausan dan kelaparan ilmu dan nasihat yang menyejukkan siapapun. Fenomena ini sangat patut diapresiasi bersama lantaran jaman yang sudah mengalami banyak sekali peralihan pasca pandemi dan juga anak-anak muda yang sangat rentan terjangkit wabah patah hati rawan terjerumus kepada kesesatan.
Majelis Ta’lim Sabilu Taubah didirikan oleh Gus Iqdam di bawah naungan Pondok Pesantren Mambaul Hikam II cabang Mantenan pada sekitaran Desember 2018 atau sekitar 4 tahun lalu. Lebih tepatnya di Desa Karanggayam Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar Jawa Timur. Meskipun pada awal berdirinya hanya sekitar 7 orang saja yang memanfaatkan sumber air kehidupan Sabilu Taubah, tetapi hal itu justru menjadi cikal bakal Majelis Ta’lim raksasa pada hari ini.
Muhammad Iqdam atau lebih akrab disapa Gus Iqdam merupakan pengasuh Majelis Ta’lim Sabilu Taubah. Yang mana beliau sendiri masih terhitung sangat muda dalam memimpin puluhan ribu jamaah dari seluruh nusantara bahkan sampai luar negeri seperti Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea dan masih banyak lagi. Di usia 29 tahun beliau sudah dicintai oleh puluhan ribu jamaah yang tentunya dari segala lini usia mulai anak-anak sampai orang tua, dari anak-anak jalanan, club motor, hingga pejabat pemerintahan semua bahu membahu menjadi jamaah Gus Iqdam.
Gus yang memiliki kharisma luar bisa ini mampu mendobrak dan menjebol tembok pertahanan anak-anak muda yang berupa kemalasan, hedonisme, keputusasaan, dan pelampiasan kekecewaan asmara ke jalan yang dilarang agama juga negara. Beliau mampu menggiring jamaah yang didominasi anak muda ini untuk benar-benar “Zero Criminal”. Meskipun sampai akhir Desember 2022 kemarin angka kriminalitas di Blitar sendiri masih cukup tinggi. Namun optimisme Majelis Sabilu Taubah yang dikomandoi Gus Iqdam tidak surut sedikitpun. Terbukti dengan pesatnya perkembangan baik secara kapasitas keilmuan, kuantitas jamaah, dan resolusi mental pemuda sudah menjadi bahan pertimbangan dan perhitungan bagi siapapun yang tidak sepaham dengan Sabilu Taubah. Baik yang tidak sepaham mengenai metode dakwah, pengemasan bahasa mubaligh, atau yang lainnya. Namun tentunya golongan itu sangat sedikit dan tidak berarti apa-apa di hadapan Sabilu Taubah.
Adapun jadwal pengajian yang sudah terekap sebagaimana disampaikan langsung oleh pengasuh majelis yakni Gus Iqdam, bahwasanya jadwal pengajian sudah full terhitung sampai Maret 2024. Hal ini membuktikan bagaimana antusias masyarakat dengan urusan keilmuan agama khususnya yang dibawakan oleh Gus Iqdam.
Di samping misi utama yakni menjadikan setiap jamaah terus berbenah dalam hal kebaikan baik secara beragama maupun bermasyarakat. Dampak yang sudah bisa dirasakan segala pihak yang terlibat sudah sangat signifikan. Mulai dari jamaah pendatang maupun masyarakat Karanggayam dan sekitarnya. Sebab meledaknya jumlah jamaah setiap rutinan malam selasa dan malam jumat serta pengajian di luar rutinan tersebut. Tentunya sangat terasa bagi para pelaku UMKM, tukang sound, tukang ojek, maupun konten kreator. Dari sini kita bisa membaca bahwasanya secara tidak langsung Gus Iqdam telah membawa dampak positif yang begitu besarnya bagi kita semua. Dari segi ekonomi kerakyatan hal ini sangat berdampak signifikan di tengah resesi global yang tengah melanda.
Majelis Ta’lim Sabilu Taubah banyak disebut serupa dengan Maiyah. Bagaimana maiyah juga mampu merangkul semua latar belakang jamaah. Dari beberapa hal yang mungkin menjadi perbedaan sangat tidak elok jika harus dibandingkan antara satu dengan lainnya. Karena keduanya adalah jalan menuju Cahaya Illahi yang mempunyai semangat juang masing-masing. Dan yang tidak kalah penting, Sabilu Taubah telah mampu mengudarakan Blitar pada khususnya yang mana beberapa waktu lalu sempat dirusak oleh beberapa oknum atau sekte yang membawa nama agama dalam kontennya.
Dari beberapa informasi di atas tentunya masih jauh dari kata cukup untuk mengejawantahkan Sabilu Taubah secara keseluruhan. Namun dari sanalah kita bisa banyak belajar bahwa Agama Islam datang untuk merangkul bukan memukul. Islam datang sebagai oase atas segala kehausan dan kelaparan rohani manusia. Islam hadir membawa cahaya yang terang benderang tanpa menyilaukan mata. Serta menjadi agama yang Rahmatan Lil Alamin tanpa memandang suku, bangsa dan latar belakang.
Penulis : Adipati
As an experienced entrepreneur with a solid foundation in banking and finance, I am currently leading innovative strategies as President Director at my company. Passionate about driving growth and fostering teamwork, I’m dedicated to shaping the future of business.