Youtube Merubah Pola Kerja Milenial: Dari Kantoran Hingga Kebebasan Berkreasi
Indotribun.id – Youtube Merubah Pola Kerja Milenial. Orang-orang, yang secara statistik usia masuk dalam katagori usia generasi “milenial” hingga “boomer”, sangat mengenal Youtube. Media sosial ini bukan tergolong sebagai sesuatu yang baru saat ini.
Didirikan pada Februari 2005 oleh Steve Chen, Chad Hurley, dan Jawed Karim, ketiganya adalah mantan pekerja PayPal, Youtube menjadi salah satu media sosial yang sangat terkenal. Di Indonesia sendiri, tahun 2018, pengguna aktif Youtube tembus di angka 1,8 miliar.
Popularnya Youtube tidak lepas dari penghasilan besar yang masuk ke kantong para penggunanya. Orang-orang, selain hanya sebagai alat mengekspresikan diri, menjadikan Youtube sebagai lahan profesi baru yang dapat menguntungkan. Sebut saja Youtuber asal Indonesia, Atta Halilintar, yang memiliki jumlah subscriber mencapai 12 juta di awal tahun 2019 dan memiliki penghasilan kira-kira Rp 256 juta hingga Rp 4,1 miliar, sebagaimana prediksi Social Blade.
Atta Halilintar bukan satu-satunya. Tahun 2016 Ria Ricis mulai membangun akun Youtube yang jumlah subscribernya hingga kini sudah menembus 11 juta lebih. Sebelumnya juga sudah ada Raditya Dika dan Edho Zell.
Fantastisnya jumlah penghasilan yang diperoleh Youtuber juga menarik minat dan perhatian banyak kalangan artis. Mereka berlomba-lomba mengunggah video ke Youtube yang dikenal dengan istilah video blog atau vlog. Andre Taulany dan Entis Sutisna atau yang lebih dikenal dengan nama Sule, misalnya. Host dan Co-Host program televisi Ini Talk Show ini juga membangun channel Youtube, Taulany TV dan Sule Channel. Di luar nama dua artis terkenal tersebut masih banyak artis lain yang juga merambah situs berbagi video tersebut.
Mengutip pernyataan John Herrman di The New York Times, “Takut ketinggalan” adalah cara yang umum untuk menggambarkan bagaimana media sosial dapat membuat orang merasa seolah-olah orang lain adalah bagian dari sesuatu—konser, pantai rahasia, makan siang—yang tidak mereka lakukan.
Dengan alasan tidak ingin ketinggalan semua orang berlomba-lomba menjadi Youtuber. Ini masih satu media sosial, belum media sosial yang lain. Akhirnya, media sosial, terutama Youtube, merubah pola kehidupan dan kerja banyak orang. Dari yang awalnya kerja keras menjadi kerja cerdas, menjadi conten creator.
1. Pola Kerja Konvensional vs. Era Kreator Konten
Dulu, karir identik dengan struktur hierarki, jam kerja yang kaku, dan seragam formal. Keamanan kerja menjadi prioritas utama. Namun, YouTube memperkenalkan alternatif yang revolusioner: ekonomi kreator. Ini adalah sebuah ekosistem di mana individu bisa menghasilkan uang dari konten yang mereka ciptakan.
Pekerjaan sebagai seorang YouTuber, atau pembuat konten, tidak mengenal batasan geografis atau jam kerja. Anda bisa membuat video dari mana saja dan kapan saja, asalkan ada koneksi internet. Kebebasan ini sangat menarik bagi milenial yang sering kali merasa tertekan oleh rutinitas kerja 9-to-5 yang monoton. Mereka melihat YouTube bukan sekadar hiburan, melainkan sebagai sebuah profesi baru yang menawarkan fleksibilitas kerja dan kontrol penuh atas hidup mereka.
2. Menciptakan Lapangan Kerja Baru dan Ekosistem Digital
YouTube tidak hanya menciptakan pekerjaan bagi para kreatornya. Platform ini juga melahirkan berbagai profesi pendukung yang kini menjadi bagian integral dari ekosistem digital.
- Video Editor: Seseorang yang mengolah rekaman mentah menjadi video yang menarik dan siap tayang.
- Scriptwriter: Penulis naskah yang memastikan alur konten terstruktur dan informatif.
- Thumbnail Artist: Desainer grafis yang membuat gambar sampul video untuk menarik perhatian penonton.
- Manajer Kanal: Individu atau tim yang membantu mengelola strategi konten, monetisasi, dan kolaborasi.
Semua pekerjaan ini menunjukkan dampak YouTube terhadap karir tidak hanya bagi para bintangnya, tetapi juga bagi ribuan orang di belakang layar yang mendukung pertumbuhan industri ini.
3. Kekuatan Branding Personal dan Monetisasi Kreativitas
Sebelum YouTube, membangun personal branding membutuhkan waktu dan usaha yang sangat besar. Namun, YouTube memungkinkan milenial untuk menunjukkan bakat, keahlian, atau minat mereka kepada audiens global. Ketika sebuah kanal memiliki basis pengikut yang kuat, ia dapat menghasilkan pendapatan melalui berbagai cara, seperti:
- Google AdSense: Pendapatan dari iklan yang tayang di video.
- Endorsement dan Sponsor: Kerjasama dengan merek untuk mempromosikan produk.
- Penjualan Merchandise: Menjual produk fisik yang relevan dengan kanal.
- Afiliasi: Mendapatkan komisi dari penjualan produk atau jasa pihak lain.
- Donasi Penggemar: Mendapatkan dukungan langsung dari penonton setia.
Hal ini membuktikan bahwa YouTube adalah sumber penghasilan yang nyata, mengubah hobi seperti bermain game, memasak, atau mengulas film menjadi karir yang menguntungkan.
4. Tantangan dan Risiko di Balik Layar
Meskipun terlihat glamor, karir sebagai kreator YouTube tidak lepas dari tantangan. Persaingan yang sangat ketat menuntut mereka untuk selalu inovatif dan konsisten dalam mengunggah konten. Kehilangan momentum bisa berarti kehilangan penonton dan pendapatan.
Selain itu, pendapatan dari YouTube seringkali tidak stabil dan tidak memiliki jaminan layaknya gaji bulanan. Ada risiko tinggi mengalami burnout akibat tekanan untuk terus-menerus memproduksi konten berkualitas, memantau tren, dan berinteraksi dengan audiens. Meskipun begitu, bagi banyak milenial, tantangan ini sepadan dengan kebebasan dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan yang mereka cintai.
YouTube telah menjadi lebih dari sekadar platform berbagi video. Ia adalah katalis yang mengubah cara berpikir generasi milenial tentang pekerjaan, karir, dan kesuksesan. Dari yang tadinya berorientasi pada keamanan kerja 9-to-5, kini banyak milenial yang beralih mengejar karir yang menawarkan fleksibilitas dan otonomi.
Pergeseran ini adalah bagian dari evolusi besar pola kerja milenial di era digital, di mana kreativitas dan semangat berwirausaha dihargai lebih tinggi. Baik sebagai pekerjaan utama maupun sampingan, YouTube terus membuka pintu bagi mereka yang berani keluar dari zona nyaman dan membangun karir berdasarkan passion.

As an experienced entrepreneur with a solid foundation in banking and finance, I am currently leading innovative strategies as President Director at my company. Passionate about driving growth and fostering teamwork, I’m dedicated to shaping the future of business.
Komentar