Ilustrasi Covid-19
Sejak pertama muncul di depan publik internasional, sejak itu pula Covid-19 menebar kekhawatiran ke negara seantero jagat raya. Dimulai dari negara tirai bamboo, Cina, khususnya di wilayah Wuhan, Covid-19 menyebar dan meluas ke negara-negara tetangga. Hingga virus ini diklaim sebagai virus deasis yang berbahaya dan menyebabkan kematian bagi orang yang mengendap penyakit.
Tidak hanya berbahaya bagi kesehatan, namun juga memiliki dampak yang luar biasa terhadap keberlangsungan ekonomi suatu negara. Atas kejadian ini, banyak para pekerja terbengkalai dan di PHK karena perusahaan tidak mampu untuk menampung karyawan dengan produksi rendah dan permintaan pasar juga rendah. Begitulah efek dari lockdown dan Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) kebijakan pemerintah yang di keluarkan akibat covid-19 di Indonesia.
covid-19 dikenal juga sebagai senjata biologis yang di keluarkan oleh para kelompok pemilik kepentinga yang di gunakan untuk menyerang negara-negara yang ada di belahan dunia. Biological word fire atau perang biologi dunia memberikan pola strategi perang tanpa berhadapan langsung dengan lawan tapi sangat mematikan bahkan melebihi senjata nuklir sekalipun.
Sebenarnya virus corona sudah ada sejak lama dan berkembang menjadi banyak macam virus hasil dari rekayasa genetika. Pada November 2002 Sampai juli 2003 virus ini sudah memenybabkan kematian sebanyak 774 orang di cina dan kemudian virus ini dikenal dengan corona SARS. Tiba di tahun 2019 dunia dikejutkan kembali dengan serang virus corona di wuhan dan kemudian diberi nama corona virus deases atau covid-19 oleh WHO (word health organesition).
Negara-negara kuat di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan dalam menghadapi virus corona masih banyak kendala dan kewalahan menanganinya. Virus corona dibuat memang untuk di jadikan alat untuk melancarkan transaksi bisnis pada era ini. Sebab, perdagangan senjata api pasca pernag dunia I dan II sudah tidak bisa diharapakan lagi. Salah satu cara yang menjadi solusi yaitu membuat rekayasa genetika mengembangan virus yang memiliki 4 asam amino dalam virus tersebuat, sehingga penyebaran virus corona lebih cepat dari sebelumnya. Sebenarnya, dalam mengatasi virus corona cukup dengan membuang asam amino pada diri manusia. Namun yang terjadi dilapangan berbeda lagi, rumah sakit bukan malah menjadikan tempat penyembuhan, tapi malah dijadikan tempat strategis untuk memanipulasi data orang yang negatif virus corona malah dinyatakn posistif.
Terjadinya pandemi Covid-19 ini tidak terlepas dari campur tangan kelompok kapitalis yang sudah sejak lama bermain di balik layar. Tanpa ada yang mengetahui siapa yang membuat dan siapa yang berbuat semua di kendalikan atas dasar jual beli yang memiliki keuntungan besar. Dengan kebutuhan yang mendesak maka monopoli pasar dapat di lakukan, seperti saat ini transaksi penjualan vaksin yang sangat di gemari oleh negara se-dunia.
Kekuatan kelompok kapitalis yang di monitori oleh rockefeller semakin kuat dalam penguasaan ekonomi, kekuasaan dan politik propaganda. Hal ini dilakukan untuk mengamankan dirinya dalam jeratan hukum internasional. Di sektor ekonomi rockefeller memperkuat diirnya dengan IMF (internasional monitary finansial), sedangakan di sektor keamanan dia membentuk perserikatan bangsa-bangsa (PBB), dan dalam propaganda politik di lakukan guna mengambil alih kekuasaan negara. Tidak hanya itu saja yang dilakukan, tetapi di sektor pendidikan pula rockefeller membudidayakan generasi yang dapat menguntungkan kelompok kapitalis dengan penelitian-penelitian mahasiswa yang berada dalam genggaman rockefeller. Hasil dari sektor pendidikan menghasilkan produk intelektual sperti karl max, Albert Einstein, bill gates dan lain sebagainya.
Skenario viruss corona
Berdasarkan teori konspirasi virus corana bukanlah ciptaan dari alam melainkan adalah buatan tangan manusia yang sengaja diciptakan lewat labolatorium virologi virus. Hal ini menjadi dasar dari adanya tangan terselubung dibalik penyebab terjadinya pandemi virus corona 2019 yang mampu menghebohkan dunia.
Dari dokumen resmi rockefeller foundation dan global business network yang di tampilkan di depan universitas PBB. Dokumen tersebut berisi tetang konsep lockdown yang disetting sepuluh tahun yang lalu yang berjudul “scenarios for the future of tekhnology and interpersonal development. Untuk memperkuat planning rockefeller foundation mereka mengundang akdemisi dari berbagai universitas terkemuka yang ada di dunia dan juga merupakan bentukan yang didirikan oleh rockefeller sendiri mereka adalah Massachusetts institute of technology, university of California, Berkeley, bostom university, new York university dan George Washington university guna membahas kajian akademis.
Dua tahunsetelah pertemuan tersebut pada 2010 terjadi lah virus MERS di timur tengah yang menewaskan 866 orang dalam 3 tahun. Dalam dokumen tersebut juga disebutkan akan terjadi flu yang sangat luar biasa dan mematikan. Dalam skenario tersebut memilik 8 tahapan persis yang terjadi pada saat ini.
Pertama ada wabah flu baru yang sangat mematikan. Kedua, ekonomi lumpuh, industri mati, rantai suplai hancur. Ketiga, toko-toko dan kantor tutup, karyawan jadi pengangguran. Keempat, Amerika Serikat kena dampak. Kemudian Cina mengawali lockdown dan bisa sembuh dari wabah. Keberhasilan Cina dengan lockdown-nya dengan tujuan agar agar negara di dunia meneladani lockdown seperti Cina. Kelima, penduduk dunia diharuskan pakai masker dan cek temperatur suhu di pintu masuk. Keenam, kontrol otoriter terus berjalan dan terus ditingkatkan walau wabah telah hilang. Ketujuh, rakyat dunia seperti tawanan di penjara dan lama-lama bakal pasrah dan menyerah. Kedelapan, rakyat dunia akhirnya sukkarela minta dipasang biometrik ID atau chip dalam tubuh mereka untuk mengakhiri derita mereka.
Transaksi bisnis
Sudah bukan rahasia lagi persoalan kelompok yang memiliki kepentingan besar untuk melakukan bisnis transaction. Atas dasar penyakit virus maka vaksin menjadi produk yang diuntung untuk memonopoli pasar di bidang kesehatan. Coba bayangan dengan harga vaksin USD 5 atau Rp. 75.000 per botol dikali 11 juta orang yang terinfeksi covid-19 maka sama dengan 825juta sekali pakai dan apa bila ada 3 kali pakai dalam sehari dengan pandemi hingga sekrang sudah 9 bilan lamanya. Dengan menciptakan virus tersebut, kelompok kapitalis sedang memanen uang dari berbagai negara yang berada di belahan bumi ini. Hal ini juga terjadi pada perang dunia I dan II dengan melakukan jual beli senjata api untuk negara yang sedang berperang melawan penjajahan tempo itu.
Kesempatan ini yang ditunggu oleh kelompok kapitalis dengan bom senjata biologis yang dilakukan oleh para teroris biologis. Pembuat UU Senjata Biologi di Amerika Serikat, Dr. Francis Boyle menyatakan Covid-19 adalah senjata perang biologi yang ofensif. Kemudian Departemen Kesehatan Amerika Serikat telah mengatakan pada 2003, bahwa ada indikasi virus flu dipakai untuk senjata biologi. Hal serupa di katakan oleh seorang ilmuan yaitu bill gates yang memperkirakan akan terjadi virus flu yang sangat luar biasa di seluruh dunia.
Keterlibatan bill gates begitu jelas bah dia juga terliba dalam proyek internasional ini. Sangat tidak mungkin apabila tanpa ada campur tangan antara ilmuan yang membuat virus dengan kelompok kaputalis yang merencanakan adanya virus yang diperuntukkan pada seluruh negara di dunia.
Komentar