Dies Natalis Unitri Mahasiswa Ikut Khitanan Massal

Indonesia1132 Dilihat

Dies Natalis Unitri Mahasiswa Ikut Khitanan Massal

 

Malang, Indotribun.id Dies Natalis Unitri Mahasiswa Ikut Khitanan Massal. Memperingati Dies Natalis yang ke 18 Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang (Unitri) adakan Khitanan Massal untuk mahasiswa, Jumat (2/8/2019).

Dilansir dari Suryamalang.com, Ketua Penyelenggara Khitanan, Ninit Sulasmini, mengatakan bahwa kegiatan khitanan massal semacam itu memang langka dilakukan. Hal itu tidak ada kaitannya dengan  masalah agama dan budaya, tapi lebih kepada menjaga kesehatan.

Selain itu, kegiatan khitanan massal juga sekaligus sebagai bahan penelitian untuk Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Unitri itu sendiri.

“Awalnya kami sedikit kesulitan mencari peserta khususnya mahasiswa Unitri. Ternyata di luar prediksi, pas akhir-akhir mereka sangat antusias sekali untuk mendaftar. Bahkan melebihi kuota yang telah ditargetkan,” jelas Ninit.

Ninit mengaku sangat senang sekali karena meskipun usia mereka sudah di atas 20 tahun tapi masih punya kemauan untuk melakukan khitan.

”Itu tidak sakit kok, hanya seperti digigit semut,” katanya sambil tertawa kecil

Selesai dikhitan mahasiswa dibawa ke ruang observasi untuk menjalani diaromaterapi biar sedikit menghilangkan rasa sakit. “Selepas itu saya sarankan untuk memakai celana dalam dua lapis. Ini agar penis bisa terangkat ke atas,” tambah dosen Fikes tersebut.

Penyelenggaraan kegiatan khitanan massal sangat diapresiasi oleh Rektor, bahkan akan segera diadakan kembali.

 

Kisah Inspiratif di Balik Keikutsertaan Mahasiswa

Pemuda tersebut adalah Simon, seorang mahasiswa Program Studi Agribisnis asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat itu, ia telah memasuki semester akhir perkuliahannya di Unitri. Keikutsertaannya dalam khitanan massal bukanlah tanpa alasan. Simon memutuskan untuk dikhitan karena dorongan keyakinan agamanya sebagai seorang mualaf.

Kepada awak media yang meliput, Simon dengan terbuka menceritakan bahwa ia baru beberapa bulan memeluk agama Islam. Sebagai bagian dari penyempurnaan ibadahnya, ia merasa memiliki kewajiban untuk menjalankan khitan. Mengetahui kampusnya sendiri menggelar acara khitanan massal gratis, ia tidak ragu untuk mendaftarkan diri.

“Ini panggilan hati. Karena saya sudah masuk Islam, jadi saya harus disunat sebagai salah satu syaratnya,” ujar Simon kala itu.

Meskipun usianya jauh di atas peserta lainnya, ia mengaku tidak merasa malu. Baginya, niat untuk menjalankan ajaran agama jauh lebih penting daripada perasaan canggung. Keberanian dan keteguhan hatinya ini sontak menjadi pusat perhatian. Ia bahkan sempat membantu menenangkan anak-anak lain yang menangis ketakutan sebelum gilirannya tiba.

 

Apresiasi dari Pihak Kampus dan Masyarakat

Keputusan Simon untuk ikut serta dalam khitanan massal tersebut mendapat apresiasi luar biasa dari pihak rektorat dan panitia Dies Natalis Unitri. Rektor Unitri saat itu, Prof. Dr. Ir. Eko Handayanto, M.Sc., menyatakan kebanggaannya terhadap Simon. Menurutnya, apa yang dilakukan Simon menunjukkan implementasi nyata dari nilai-nilai toleransi dan kepedulian sosial yang selalu ditanamkan di Unitri.

Pihak kampus melihat ini sebagai cerminan dari lingkungan akademik yang inklusif, di mana universitas tidak hanya menjadi tempat menimba ilmu, tetapi juga menjadi fasilitator bagi kebutuhan spiritual dan sosial mahasiswanya. Peristiwa ini menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat yang diadakan kampus ternyata dapat memberikan manfaat langsung yang tidak terduga, bahkan bagi mahasiswanya sendiri.

Kisah Simon dengan cepat menyebar dan menjadi viral di berbagai media lokal dan nasional. Banyak pihak yang memuji keberaniannya dan melihatnya sebagai contoh positif tentang bagaimana niat baik dapat mengatasi rasa malu dan batasan usia. Peristiwa ini berhasil mengangkat citra Dies Natalis Unitri 2019 dari sekadar perayaan seremonial menjadi sebuah momen kemanusiaan yang hangat dan inspiratif.

Pada akhirnya, keikutsertaan seorang mahasiswa dalam khitanan massal anak-anak menjadi penutup yang manis bagi rangkaian Dies Natalis Unitri ke-18, meninggalkan jejak cerita yang akan selalu dikenang oleh seluruh sivitas akademika dan masyarakat luas.

 

Editor: Latif Fianto

Komentar