Hari AIDS Sedunia: Sejarah dan Kata-kata Inspiratif dari Para Tokoh Dunia
Indotribun, Kesehatan- Peringatan Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember menjadi momentum tersendiri bagi para pejuang kesehatan untuk terus meningkatkan edukasi pada masyarakat. Banyak masyarakat merayakan hari yang mengingatkan kita akan pentingnya kesehatan tersebut.
Tujuan diperingatinya Hari AIDS sedunia untuk mengingatkan orang-orang mengenai salah satu penyakit paling berbahaya di dunia, yakni HIV-AIDS.
Orang-orang dari seluruh dunia bersatu menunjukkan dukungan kepada mereka yang hidup terserang penyakit HIV-AIDS dan mengenang mereka yang kehilangan nyawa akibat AIDS.
Sebenaranya, Penyakit AIDS berawal dari HIV (Human Immunodeficiency Virus), disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh kita. Virus ini menginfeksi dan menghancurkan jenis sel darah putih di dalam tubuh sehingga daya tahan tubuh dapat memburuk dan rentan diserang penyakit.
Dilansir dari kompas.com, HIV bisa ditemukan di sejumlah cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan anorectal dan ASI. Penyakit HIV bisa dikendalikan dengan konsumsi obat-obatan terapi untuk menjaga kondisi tubuh.
Namun penyakit HIV yang tidak tertangani akan berkembang sampai ke stadium 3, yang kemudian disebut dengan AIDS alias Acquired Immunodeficiency Syndrome.
Sebagai penyemangat untuk para korban penyakit mengerikan itu, berikut dirangkum dari beberapa sumber, kata-kata isnpiratif para tokoh dunia untuk tetap semangat melawan penyakit HIV-AIDS;
- Sudah cukup buruk banyak nyawa hilang karena AIDS, tetapi tidak seharusnya ada yang meninggal karena ketidaktahuan” – Elizabeth Taylor.
- “HIV tidak membuat seseorang menjadi berbahaya, jadi kalian bisa bergandengan dan memberi mereka pelukan: mereka sangat membutuhkan itu” – Putri Diana.
- Being seen does have value. A voice does have value. I have the support of my boyfriend, my great friends and my loving parents. Many do not and thi is, in part, for them” – Olympian Ji Wallace.
- Kita hidup di dunia yang saling ketergantungan, dimana kita tidak bisa mengabaikan satu dengan lainnya. Bagaimana kita merespon AIDS, merupakan cara kita mengerti apa arti ketergantungan. AIDS bukan masalah orang lain, tetapi masalah kita bersama” – Bill Clinton.
- “We’re standing here in Philadelphia, the city of brotherly love, the birthplace of freedom, where the founding fathers authored the Declaration of Independence. I don’t recall that glorious document saying anything all straight men are created equal. I believe it says all men are created equal” – Joe Miller.
Sejarah Singkat Hari AIDS Sedunia: Mengapa 1 Desember?
Pada tahun 1988, saat dunia berada di puncak cengkeraman pandemi AIDS yang menakutkan, dua orang petugas informasi publik dari Program Global untuk AIDS di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), James W. Bunn dan Thomas Netter, mencetuskan sebuah ide. Mereka melihat perlunya sebuah hari khusus untuk menarik perhatian global terhadap wabah ini, mengedukasi masyarakat, dan menyatukan sumber daya untuk melawannya.
Tanggal 1 Desember dipilih karena dianggap strategis. Tanggal ini jatuh setelah hiruk pikuk pemilu AS dan sebelum liburan Natal, memberikan celah waktu yang ideal bagi media untuk meliputnya secara maksimal. Dengan dukungan dari Direktur Program Global untuk AIDS saat itu, Dr. Jonathan Mann, usulan ini disetujui, dan Hari AIDS Sedunia resmi diperingati untuk pertama kalinya pada 1 Desember 1988. Ini menjadikannya hari kesehatan global pertama dalam sejarah.
Tujuannya sejak awal sudah jelas:
Meningkatkan kesadaran tentang HIV/AIDS.
Mengenang mereka yang telah meninggal karena penyakit terkait AIDS.
Menunjukkan solidaritas dan dukungan bagi Orang Dengan HIV (ODHIV).
Mendorong pemerintah dan masyarakat untuk bertindak.
Makna Hari AIDS Sedunia di Era Modern
Perjuangan melawan AIDS telah banyak berubah sejak tahun 1988. Jika dulu diagnosis HIV sering dianggap sebagai vonis mati, kini berkat kemajuan terapi Antiretroviral (ART), ODHIV dapat hidup panjang, sehat, dan produktif.
Namun, perjuangan belum berakhir. Hari AIDS Sedunia di era modern memiliki makna yang lebih luas:
Melawan Stigma dan Diskriminasi: Pertarungan terbesar saat ini bukan lagi hanya melawan virus, tetapi juga melawan ketidaktahuan, prasangka, dan diskriminasi yang masih dialami oleh ODHIV di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Mendorong Tes dan Pengobatan: Menjadi pengingat akan pentingnya mengetahui status HIV seseorang melalui tes dan segera memulai pengobatan jika hasilnya positif.
Fokus pada Pencegahan: Mengedukasi generasi muda tentang cara-cara pencegahan HIV yang efektif.
Menuju Target Global: Mendukung tujuan global yang ambisius dari UNAIDS untuk mengakhiri epidemi AIDS sebagai ancaman kesehatan masyarakat pada tahun 2030.
Bagaimana Kita Bisa Berpartisipasi?
Perjuangan ini milik kita semua. Anda bisa berpartisipasi dengan cara sederhana:
Kenakan Pita Merah: Sebagai simbol kesadaran dan dukungan.
Edukasi Diri Sendiri dan Orang Lain: Bagikan informasi yang akurat tentang HIV untuk melawan hoaks.
Tunjukkan Empati: Rangkul ODHIV sebagai bagian dari masyarakat, bukan mengucilkannya.
Dukung Organisasi Terpercaya: Berdonasi atau menjadi sukarelawan di yayasan yang bergerak di bidang HIV/AIDS.
(Indotribun/Wakid)

As an experienced entrepreneur with a solid foundation in banking and finance, I am currently leading innovative strategies as President Director at my company. Passionate about driving growth and fostering teamwork, I’m dedicated to shaping the future of business.
Komentar