Makanan Ini Sebaiknya Dihindari Sebelum Melakukan Hubungan Intim

Kesehatan1369 Dilihat

Makanan Ini Sebaiknya Dihindari Sebelum Melakukan Hubungan Intim

Indotribun.id – Makanan Ini Sebaiknya Dihindari Sebelum Melakukan Hubungan Intim. Bagi anda yang telah bersuami-istri, atau yang memiliki pasangan dan ingin berhubungan intim. Hati-hati dan selektif dalam memilih menu makanan sebelum melakukan hubungan seks.

Makanan yang akan anda pilih, sebelum melakukan hubungan akan turut serta mempengaruhi hubungan cinta anda. Alih-alih ingin puas dalam hubungan cinta satu malam, malah anda akan terasa loyo sebelum bertempur, semisal perut kembung, bau mulut tak sedap, atau bisa saja kalah sebelum bertanding.

Dilansir dari CNN Indonesia, terdapat beberapa makanan yang harus dihindari sebelum melakukan hubungan seks, berikut diantaranya:

  • Makanan Pedas

Makanan pedas bisa memicu rasa tidak nyaman di perut, bahkan dapat menyebabkan kenaikan asam lambung.

Selain makanan pedas, tipe makanan lain yang bisa memicu masalah perut adalah makanan asam, seperti buah-buahan atau sejenis sitrus termasuk jeruk, lemon, jeruk nipis dan jeruk Bali.

  • Bawang Bombay dan Bawang Putih

Mengkonsumsi bawang, baik bawang bombay dan bawang putih tak hanya menyebabkan bau mulut, tapi juga memengaruhi aroma cairan yang keluar dari tubuh. Pada pria, kedua jenis bawang ini bisa membuat aroma dan rasa air mani jadi tidak menyenangkan.

Sebaiknya, hindari konsumsi bawang berlebihan sebelum sesi intim. Anda bisa mengganti dengan oregano dan daun basil.

  • Junk food

Junk food atau orang Indonesia menyebutnya ‘Gorengan’, rasanya memang enak. Apalagi memesan makanan via layanan pesan antar memang terbilang praktis. Namun sebaiknya hindari junk food yang tinggi karbohidrat dan kalori.

Melansir dari Health Shots, terlalu banyak konsumsi karbohidrat akan menaikkan kadar gula darah dengan cepat, lalu membuatnya turun dengan cepat pula. Tidak heran Anda akan merasa lemas meski merasa sudah makan.

  • Makanan Tinggi Lemak

Di samping makanan tinggi karbohidrat, hindari pula makanan tinggi lemak misalnya, ayam goreng tepung atau sosis. Kandungan lemak yang tinggi pada makanan akan mempengaruhi aroma dan cairan tubuh.

Dalam sebuah studi yang dipublikasi di Chemical Senses, orang yang mengonsumsi pangan non-daging dilihat lebih atraktif dan memiliki aroma lebih menyenangkan dari pada mereka yang mengonsumsi daging.

Tidak hanya itu, makanan tinggi lemak juga berkontribusi pada inflamasi, risiko heartburn, dan refluks asam lambung.

  • Minuman Bersoda

Sensasi menggelitik di lidah, apalagi diminum dalam kondisi dingin memang menyenangkan. Namun sebaiknya hindari jenis minuman satu ini, sebab soda akan memicu perut kembung penuh gas. Selama sesi bercinta mungkin akan diselingi rasa tidak nyaman di perut, serdawa, dan kentut.

Kategori 1: Makanan Pemicu Kembung dan Gas

Ini adalah musuh utama kenyamanan. Perut yang terasa penuh, begah, atau bergas adalah pembunuh gairah nomor satu. Makanan ini umumnya sehat, namun memerlukan waktu cerna yang lebih lama dan menghasilkan gas sebagai produk sampingan.

  • Kacang-kacangan: Kacang merah, kacang polong, dan lentil mengandung gula kompleks bernama oligosakarida yang sulit dicerna oleh tubuh. Bakteri di usus besar akan memfermentasinya, yang kemudian menghasilkan gas dan menyebabkan kembung.

  • Sayuran Krusifer: Kelompok sayuran seperti brokoli, kembang kol, kubis, dan kale sangat kaya akan serat dan senyawa raffinose. Sama seperti kacang-kacangan, senyawa ini sulit dipecah dan akan menghasilkan gas saat mencapai usus besar.

  • Minuman Bersoda: Minuman berkarbonasi, termasuk soda dan air soda, memasukkan gas karbon dioksida langsung ke dalam sistem pencernaan Anda. Hasilnya sudah bisa ditebak: sendawa dan perut terasa penuh.

  • Produk Olahan Susu: Bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa, mengonsumsi keju, susu, atau es krim dapat menyebabkan masalah pencernaan serius, termasuk kram perut, kembung, dan diare.

Kategori 2: Makanan “Pencuri” Energi

Hubungan intim membutuhkan stamina dan energi. Namun, beberapa jenis makanan justru dapat membuat tubuh menjadi lesu dan mengantuk, bukan bersemangat.

  • Gorengan dan Makanan Berlemak Jenuh: Makanan seperti kentang goreng, ayam goreng, atau hidangan bersantan kental seperti rendang dalam porsi besar sangat sulit dicerna. Tubuh akan mengalihkan aliran darah dan energi dalam jumlah besar ke sistem pencernaan untuk memproses lemak tersebut. Akibatnya, Anda akan merasa lesu dan mengantuk.

  • Karbohidrat Olahan dan Gula Tinggi: Donat, kue manis, roti tawar, atau pasta dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat, memberikan ledakan energi sesaat. Namun, lonjakan ini akan diikuti oleh “sugar crash” atau penurunan gula darah yang drastis, membuat Anda merasa lelah, lemas, dan tidak bertenaga.

 

Kategori 3: Makanan yang Memengaruhi Aroma

Napas yang segar dan aroma tubuh yang netral adalah kunci untuk meningkatkan kedekatan dan kepercayaan diri. Beberapa makanan dapat memengaruhi keduanya secara negatif.

  • Bawang Putih dan Bawang Bombay: Keduanya mengandung senyawa sulfur yang kuat. Saat dicerna, senyawa ini diserap ke dalam aliran darah dan dikeluarkan melalui pori-pori kulit serta paru-paru. Efeknya bisa bertahan selama berjam-jam, memengaruhi napas dan bahkan aroma keringat.

  • Asparagus: Dikenal dapat membuat urine berbau tajam karena kandungan asam asparagusic. Meskipun tidak memengaruhi napas, ini bisa menjadi pertimbangan bagi sebagian orang.

  • Makanan dengan Bumbu Tajam: Hidangan yang sangat kaya akan rempah-rempah tertentu, seperti beberapa jenis kari, dapat memengaruhi aroma tubuh untuk sementara waktu.

 

Kategori 4: Minuman yang Perlu Diwaspadai

  • Alkohol: Segelas anggur mungkin terasa romantis, tetapi konsumsi alkohol berlebihan adalah ide buruk. Alkohol adalah depresan bagi sistem saraf pusat. Ini dapat menurunkan kepekaan sentuhan, menyulitkan pria untuk mencapai dan mempertahankan ereksi, serta mengurangi intensitas orgasme bagi wanita. Selain itu, alkohol juga menyebabkan dehidrasi.

  • Minuman Energi: Meskipun menjanjikan energi, minuman ini sering kali dipenuhi gula dan kafein dalam dosis tinggi yang bisa menyebabkan kegelisahan, jantung berdebar, dan kemudian crash energi.

Lalu, Apa Makanan yang Baik Dikonsumsi?

Sebagai gantinya, pilihlah makanan yang ringan, kaya nutrisi, dan dapat meningkatkan aliran darah serta energi secara stabil. Beberapa pilihan yang baik antara lain:

  • Buah-buahan: Semangka, apel, dan alpukat.

  • Kacang-kacangan (dalam jumlah kecil): Almond dan kenari.

  • Protein ringan: Ikan salmon atau dada ayam panggang.

  • Cokelat hitam: Dapat meningkatkan mood dan aliran darah.

Memperhatikan apa yang Anda makan sebelum berhubungan intim adalah bentuk perhatian terhadap diri sendiri dan pasangan. Tujuannya bukan untuk menjadi terlalu paranoid, melainkan untuk lebih sadar akan pilihan makanan demi kenyamanan dan energi yang optimal. Dengan menghindari makanan berat, pemicu gas, dan minuman beralkohol, Anda dapat memastikan tubuh Anda berada dalam kondisi prima untuk menikmati momen kebersamaan yang lebih berkualitas.

 

Frequently Asked Questions (FAQ)

1. Berapa jam sebelum berhubungan sebaiknya berhenti makan berat? Idealnya, berikan jeda waktu sekitar 2 hingga 3 jam setelah makan besar atau berat sebelum melakukan hubungan intim. Ini memberikan waktu yang cukup bagi tubuh Anda untuk mencerna sebagian besar makanan, sehingga energi dan aliran darah tidak lagi terfokus pada perut.

2. Apakah kopi baik diminum sebelum berhubungan intim? Ini bisa bersifat subjektif. Secangkir kecil kopi dapat bertindak sebagai stimulan yang meningkatkan kewaspadaan dan aliran darah. Namun, bagi sebagian orang, kafein dapat menyebabkan kegelisahan, jantung berdebar, atau bahkan masalah pencernaan. Kenali toleransi tubuh Anda; jika Anda sensitif terhadap kafein, sebaiknya dihindari.

3. Adakah makanan yang bisa meningkatkan libido secara instan? Tidak ada “makanan ajaib” yang bisa meningkatkan libido secara instan. Makanan yang disebut afrodisiak, seperti tiram, cokelat hitam, atau stroberi, umumnya bekerja dengan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, melancarkan aliran darah, atau memengaruhi hormon dalam jangka panjang. Efeknya lebih bersifat nutrisional dan psikologis daripada instan.

(Indotribun/Faruq)

Komentar