Prosedur TAVI (Transcatheter Aortic Valve Implantation) di Indonesia

Kesehatan603 Dilihat

Prosedur TAVI (Transcatheter Aortic Valve Implantation) di Indonesia: Panduan Lengkap

Indotribun.id – Prosedur TAVI (Transcatheter Aortic Valve Implantation) di Indonesia. Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu kondisi serius yang sering menyerang populasi lansia adalah stenosis aorta, yaitu penyempitan katup aorta yang menghambat aliran darah dari jantung ke seluruh tubuh. Dahulu, satu-satunya solusi efektif adalah bedah jantung terbuka yang besar dan berisiko tinggi. Namun, dengan kemajuan teknologi medis, Prosedur TAVI (Transcatheter Aortic Valve Implantation) telah hadir sebagai alternatif revolusioner, menawarkan harapan baru bagi banyak pasien di Indonesia.

Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai TAVI di Indonesia, mulai dari apa itu TAVI, siapa saja kandidatnya, bagaimana prosedurnya, hingga tantangan dan harapan di masa depan.

 

prosedur TAVI (Transcatheter Aortic Valve Implantation) di Indonesia
Prosedur TAVI (Transcatheter Aortic Valve Implantation) di Indonesia

 

Apa Itu TAVI? Memahami Revolusi Katup Jantung

TAVI, atau kadang disebut juga Transcatheter Aortic Valve Replacement (TAVR), adalah prosedur minimal invasif untuk mengganti katup aorta yang rusak atau menyempit tanpa perlu melakukan bedah jantung terbuka. Berbeda dengan operasi tradisional yang memerlukan sayatan besar di dada untuk mengakses jantung, TAVI dilakukan dengan memasukkan kateter (tabung tipis) melalui pembuluh darah, biasanya di selangkangan (arteri femoralis), meskipun bisa juga melalui akses lain seperti bahu atau langsung di dada.

Melalui kateter ini, katup aorta buatan yang dirancang khusus (umumnya terbuat dari jaringan hewan dan stent logam) akan dibawa dan diposisikan di tempat katup yang lama. Setelah terpasang, katup baru ini akan mengembang dan mulai berfungsi, mengambil alih tugas katup yang rusak. Prosedur ini menjadi game-changer, terutama bagi pasien yang memiliki risiko tinggi untuk menjalani bedah jantung terbuka konvensional karena usia lanjut atau kondisi kesehatan lain.

 

Indikasi dan Kandidat Ideal untuk TAVI di Indonesia

Tidak semua pasien stenosis aorta adalah kandidat untuk TAVI. Penentuan kelayakan sangat krusial dan melibatkan evaluasi mendalam oleh tim multidisiplin yang disebut “Heart Team.” Tim ini biasanya terdiri dari ahli jantung intervensi, ahli bedah jantung, ahli anestesi, ahli radiologi, dan perawat khusus.

Indikasi utama TAVI adalah:

  1. Stenosis Aorta Berat Simtomatik: Pasien yang mengalami penyempitan katup aorta parah dan menunjukkan gejala seperti sesak napas, nyeri dada, pingsan, atau kelelahan.
  2. Risiko Bedah Tinggi atau Menengah: Pasien yang dianggap memiliki risiko tinggi atau bahkan sedang untuk komplikasi serius jika menjalani bedah jantung terbuka. Faktor risiko ini dapat meliputi:
    • Usia lanjut (umumnya di atas 70-75 tahun).
    • Penyakit paru kronis.
    • Penyakit ginjal kronis.
    • Stroke sebelumnya.
    • Kelemahan atau kondisi fisik yang rapuh (frailty).
    • Pernah menjalani operasi jantung sebelumnya.

Evaluasi pra-prosedur melibatkan serangkaian pemeriksaan, termasuk ekokardiografi, CT scan jantung, angiografi koroner, dan tes darah, untuk menilai kondisi jantung, pembuluh darah, dan kesehatan umum pasien secara menyeluruh.

 

Proses TAVI: Langkah Demi Langkah di Rumah Sakit Indonesia

Pelaksanaan prosedur TAVI di Indonesia mengikuti standar internasional, dengan beberapa penyesuaian tergantung fasilitas rumah sakit.

1. Penilaian Pra-Prosedur yang Komprehensif

Sebelum TAVI dilakukan, pasien akan menjalani serangkaian pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan keamanan dan keberhasilan prosedur. Ini termasuk:

  • CT Angiography: Untuk memetakan pembuluh darah dan mengukur ukuran katup aorta secara akurat, memastikan pemilihan ukuran katup buatan yang tepat.
  • Ekokardiografi (USG Jantung): Untuk menilai fungsi jantung dan tingkat keparahan stenosis aorta.
  • Angiografi Koroner: Untuk mendeteksi adanya penyempitan pada pembuluh darah koroner yang mungkin perlu ditangani bersamaan.
  • Tes Darah dan Penilaian Umum: Untuk memeriksa fungsi organ lain dan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
  • Diskusi Tim Jantung: Hasil dari semua pemeriksaan ini akan dibahas oleh Heart Team untuk menentukan strategi terbaik.

2. Pelaksanaan Prosedur: Dari Kateter hingga Katup Baru

  • Anestesi: TAVI dapat dilakukan di bawah anestesi lokal dengan sedasi, atau anestesi umum, tergantung kondisi pasien dan preferensi tim medis.
  • Akses Pembuluh Darah: Dokter akan membuat sayatan kecil, biasanya di pangkal paha, untuk mengakses arteri femoralis. Pada beberapa kasus, akses bisa melalui arteri subclavia (bahu) atau langsung ke aorta (transaortic) jika akses femoralis tidak memungkinkan.
  • Pemasangan Kateter: Kateter yang membawa katup aorta buatan akan dimasukkan dan dipandu dengan panduan pencitraan (fluoroskopi) menuju jantung dan melewati katup aorta yang menyempit.
  • Pengembangan Katup: Setelah kateter mencapai posisi yang tepat, katup buatan akan dilepaskan dan mengembang. Katup ini akan menekan katup aorta yang lama dan mulai berfungsi menggantikan perannya.
  • Pemeriksaan Akhir: Dokter akan memastikan katup terpasang dengan baik dan berfungsi optimal sebelum kateter ditarik keluar.

Prosedur ini umumnya memakan waktu 1-2 jam, namun waktu total di ruang kateterisasi bisa lebih lama.

3. Pemulihan Pasca-TAVI dan Perawatan Lanjutan

Pasca-TAVI, pasien biasanya akan diobservasi intensif di ruang ICU atau HCU selama 1-2 hari, kemudian dipindahkan ke ruang perawatan biasa. Waktu rawat inap umumnya lebih singkat dibandingkan bedah jantung terbuka, berkisar antara 3-7 hari.

Setelah pulang, pasien akan diberikan instruksi perawatan luka, obat-obatan (terutama pengencer darah untuk mencegah pembekuan), dan jadwal kontrol rutin. Pemulihan total lebih cepat, memungkinkan pasien kembali beraktivitas normal dalam beberapa minggu. Rehabilitasi jantung mungkin direkomendasikan untuk mempercepat pemulihan dan meningkatkan kualitas hidup.

 

Keunggulan TAVI Dibandingkan Bedah Jantung Terbuka

Kehadiran TAVI membawa sejumlah keunggulan signifikan, terutama bagi pasien lansia dan berisiko tinggi:

  • Minimal Invasif: Tidak memerlukan sayatan besar di dada atau pemotongan tulang dada (sternotomi), sehingga mengurangi rasa sakit dan risiko infeksi.
  • Pemulihan Lebih Cepat: Waktu rawat inap dan periode pemulihan jauh lebih singkat, memungkinkan pasien kembali ke aktivitas sehari-hari lebih cepat.
  • Risiko Komplikasi Lebih Rendah: Bagi kelompok pasien tertentu, TAVI memiliki risiko komplikasi yang lebih rendah dibandingkan bedah jantung terbuka.
  • Peningkatan Kualitas Hidup: Banyak pasien mengalami perbaikan signifikan pada gejala mereka dan peningkatan kualitas hidup setelah TAVI.
  • Pilihan Bagi Pasien Berisiko Tinggi: Memberikan pilihan pengobatan yang efektif bagi pasien yang sebelumnya tidak memenuhi syarat untuk operasi konvensional.

 

Tantangan dan Biaya TAVI di Indonesia

Meskipun TAVI menawarkan banyak keunggulan, pelaksanaannya di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan:

  1. Biaya yang Tinggi: Biaya TAVI di Indonesia masih tergolong sangat mahal. Meskipun BPJS Kesehatan telah mulai menanggung sebagian biaya TAVI untuk kasus-kasus tertentu dengan kriteria ketat, sebagian besar biaya masih harus ditanggung oleh pasien atau asuransi swasta. Ini menjadi penghalang besar bagi banyak pasien yang membutuhkan.
  2. Ketersediaan dan Akses: Pusat layanan TAVI masih terbatas pada rumah sakit rujukan nasional dan pusat jantung terkemuka di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Aksesibilitas bagi pasien di daerah terpencil masih menjadi isu.
  3. Keahlian dan Teknologi: Membutuhkan tim medis yang sangat terlatih dan peralatan canggih. Investasi dalam pelatihan sumber daya manusia dan teknologi terus ditingkatkan.
  4. Kesadaran Masyarakat: Tingkat kesadaran masyarakat mengenai TAVI masih perlu ditingkatkan, agar pasien dan keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat setelah berkonsultasi dengan dokter.

 

Pusat TAVI Unggulan di Indonesia

Seiring waktu, jumlah rumah sakit yang menawarkan prosedur TAVI di Indonesia terus bertambah. Beberapa rumah sakit rujukan nasional dan pusat jantung terkemuka di Indonesia yang telah memiliki program TAVI meliputi:

  • Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK) Jakarta
  • Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Bunda Jakarta
  • Rumah Sakit Columbia Asia Medan
  • Rumah Sakit Dr. Soetomo Surabaya
  • Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta

Penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter spesialis jantung untuk mendapatkan rekomendasi dan informasi terbaru mengenai fasilitas TAVI yang tersedia.

Prosedur TAVI adalah terobosan medis yang signifikan, memberikan harapan baru bagi ribuan pasien stenosis aorta di Indonesia. Meskipun tantangan terkait biaya dan aksesibilitas masih ada, perkembangan teknologi dan peningkatan kapasitas medis di Indonesia menunjukkan masa depan yang cerah untuk TAVI. Jika Anda atau orang yang Anda cintai didiagnosis dengan stenosis aorta, sangat penting untuk berdiskusi dengan tim dokter spesialis jantung mengenai semua opsi pengobatan, termasuk apakah TAVI adalah pilihan yang tepat. Dengan informasi yang akurat dan dukungan medis yang tepat, kualitas hidup pasien jantung dapat ditingkatkan secara signifikan.

 

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Berapa lama waktu pemulihan setelah prosedur TAVI?
Waktu pemulihan setelah TAVI jauh lebih cepat dibandingkan bedah jantung terbuka. Pasien biasanya dirawat di rumah sakit selama 3-7 hari. Sebagian besar pasien dapat kembali melakukan aktivitas ringan dalam beberapa hari hingga satu minggu, dan kembali beraktivitas normal sepenuhnya dalam 2-4 minggu.

2. Apakah biaya TAVI ditanggung oleh BPJS Kesehatan di Indonesia?
BPJS Kesehatan telah menanggung sebagian biaya prosedur TAVI untuk kasus-kasus tertentu dengan kriteria medis yang ketat, terutama untuk pasien dengan risiko bedah jantung terbuka yang sangat tinggi. Namun, cakupan ini bisa bervariasi dan mungkin tidak mencakup semua aspek biaya. Disarankan untuk berkonsultasi langsung dengan rumah sakit dan BPJS Kesehatan untuk informasi cakupan terbaru dan terperinci.

3. Apa saja risiko atau komplikasi yang mungkin terjadi setelah TAVI?
Meskipun TAVI adalah prosedur yang relatif aman, seperti prosedur medis lainnya, ada risiko komplikasi. Beberapa risiko yang mungkin terjadi meliputi stroke, pendarahan di lokasi akses kateter, masalah pembuluh darah, kebutuhan pemasangan alat pacu jantung permanen, atau kebocoran di sekitar katup baru (paravalvular leak). Tim medis akan menjelaskan secara rinci risiko-risiko ini sebelum prosedur dilakukan.

Komentar