Rekonstruksi gerakan PMII KOTA MALANG
PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII) KHUSUSNYA DI KOTA MALANG merupakan salah satu organisasi cipayung yang terbesar dalam menghasilkan banyak kader yang berkualitas, bahkan secara keorganisasian PMII kota malang merupakan sentrum kaderisasi nasional organisasi mahasiswa tersbesar di Indonesia. Selain itu kader PMII yang dihasilkan secara kuantitas oleh PMII kota malang sangat banyak tercatat ribuan dalam perekrutan kader dari setiap tahunnya yang bergabung menjadi kader PMII kota malang. Dan, bahkan secara kualitas kader PMII kota malang tidak mungkin di ragukan lagi, sebagai salah satu contoh; Terlihat dalam berbagai sektor, baik sektor pendidikan, sektor politik, sektor pemerintahan, sektor sosial, sektor budaya dan lain sebagainya mereka ikut terlibat didalamnya. Namun jika di tinjau lebih dalam terkait kedua hal diatas “kualitas dan kuantitas” kader PMII kota malang masih belum berjalan dengan beriringan, artinya; masih terjadi ketimpangan dalam hal kualitas kader. Kemudian jika kita melihat kembali, terkait kaderisasi utamanya kaderisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kota malang secara cepat-cepat kita pasti menyadari bahwa tidak ada lagi yang perlu diragukan “secara konsep dan gagasan” bekal pengkaderan yang ditanamankan sudah sesuai sebagaimana yang tertuang dalam Multi Level Strategi Gerakan PMII (MLS) seperti; prihal argumentasi kaderisasi, konsep pendampingan, pilar-pilar kaderisasi, bahkan workshop kaderisasi juga telah dilaksanakan. Akan tetapi lagi-lagi yang menjadi persoalan terbesar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) khususnya PMII Kota Malang adalah bagaimana pengaplikasian untuk mengaktualisasikan konsep dan gagasan di atas, belakangan ini masih secara masif peran dari cabang PMII kota Malang sangat tidak efektif dalam mengawal aktualisasi konsep tersebut. Padahal seharusnya PMII kota Malang sebagai ujung tombak pengaktualisasian dari konsep diatas sekaligus pengawalan agar konsep kaderisasi bener-benar terlaksana di level basis, baik basis rayon maupun komisariat bahakan samapai ditingkat cabang sendiri. Sebagai organisasi pengkaderan, yang dimana kaderisasi merupakan jantung organisasi di mana perlu penyegaran, artinya formula kaderisasi PMII kota Malang harus diperbaharui dalam sistem controlling, tentu dengan mengikuti perkembangan zaman di era distrupsi saat ini. Sebab, sudah mengakar di barbagai level civil society, artinya kaderisasi di era distrupsi harus diperhatikan dengan baik sebab peningkatan kapasitas kecerdasan kader harus di galakkan di lingkup PMII kota Malang.
Dalam hal gerakan PMII kota Malang belakangan ini sangat tumpul dan tidak memiliki konsep yang jelas. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana PMII kota Malang belakangan ini 90% gerakannya telah dilatar belakangi isu-isu nasional, artinya; gerakkan yang di inisiasi PMII kota Malang masih sebatas reaksioner terhadap isu-isu nasional. Dan bahkan tidak lagi ditemukan adanya hal-hal urgent secara konsep dasar yang di inisiasi murni atau berangkat dari suatu kerisauan PMII kota Malang. Selain itu PMII kota Malang belakangan ini juga tidak peka prihal isu-isu lokal, pada hal kita semua tahu bahwa peka prihal lokal menyangkut lingkungan hidup dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kota Malang yang seharusnya gerakan PMII kota Malang tampil terdepan bukan malah tampil terbelakang. Padahal dalam organisasi kita jelas terpampang nama “pergerakan” yang seharusnya lebih produktif dalam melakukan gerakan, baik dalam mengadvokasi, melawan ketidaka adilan, gerakan turun jalan dan lain sebagainya.
Dan bahkan belakangan ini Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) kota Malang seolah-olah mengalami degradasi relegius yang tentunya akan sangat memalukan apabila tidak segera dibenahi. Degradasi relegius yang saya maksud ialah pengaplikasian nilai-nilai yang tertuang dalam tubuh PMII, misalnya; nilai kemahasiswaan, keislaman, keindonesiaan. Degradasi relegius itu terasah bahkan di tingkat Pengurus Cabang (PC) dan apabila hal ini sampai tejadi di leval rayon maka saya khuawatir PMII akan dipertanyakan kebersadaannya di buminya sendiri. Berdasakan itu maka saya pikir perlu di benahi kembali terutama dalam pemaknaan nilai-nilai didalam tubuh PMII yang dinakodai oleh aswaja dan juga bagaimana pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Artinya; nilai-nilai relegius diatas perlu penguatan kembali dalam spirit kaderisasi.
Berangkat dari keresahan yang sudah disebutkan di atas maka perlu angin segar kepemimpinan baru yang pasti tidak sekedar omdo (omong doang) tetapi haruslah dapat medo (membuktikan dong) tentunya dengan membawa visi-misi besar pada organisasi untuk berlayar bersama PMII kota Malang menuju peradaban sebagaimana Tujuan PMII. Sehingga, saya mengangkat:
Visi:
“PMII KOTA MALANG BERADAB, MANDIRI, BERWAWASAN GLOBAL”
Dengan perhatian yang sungguh serius terhadap visi sehingga didukung oleh misi, sebagaimana terlapir dibawah ini:
Misi:
- Mewujudkan Kolaborasi Organisasi Yang Ideal.
- Merajut Solidaritas Dalam Mewujudkan Kerja-Kerja Organisasi.
- Merekontruksi Gerakan Multi-Sektor Pmii Kota Malang.
- Menumbuh Kembangkan Intelektual Kader Berbasis Karya.
- Meningkatkan Gerakan Religius PMII Kota Malang.
- Pengembangan Organisasi Berbasisi Digital.
Ringkas-nya dalam visi dan misi itu dapat diambil 8-point penting, yaitu :
- PMII KOTA MALANG BERKARAKTER
- PMII KOTA MALANG RESPONSIF
- PMII KOTA MALANG CERDAS BERBUDAYA
- PMII KOTA MALANG KOLABORATIF
- PMII KOTA MALANG SOLID
- PMII KOTA MALANG RELEGIUS
- PMII KOTA MALANG INTELEKTUAL
- PMII KOTA MALANG DIGITAL
Gagasan Dasar Kedepan Untuk PMII Kota Malang Perlu Restorasi Gerakan Kaderisasi, Nilai Dan Spiritual. Bersama Kita Membebaskan Budak Dari Perbudakan. SALAM PERGERAKAN.
Penulis Ari Gunawan

As an experienced entrepreneur with a solid foundation in banking and finance, I am currently leading innovative strategies as President Director at my company. Passionate about driving growth and fostering teamwork, I’m dedicated to shaping the future of business.
Komentar